Ratusan Siswa Putih Abu-abu Demo Kantor DPRD Koltim

Tirawuta- Ratusan Siswa SMA Negeri I Ladongi dengan mengenakan kostum lengkap putih abu-abu, bertandang  ke  Kantor DPRD Kabupaten Kolaka Timur (Koltim).  Mereka menuntut agar kepala sekolah mereka di kembalikan keposisi semula. Pasalnya, Nota tugas yang diberikan Drs. Baharuddin selaku  kepala sekolah  lama mereka Tidak berdasarkan aturan perundang-undangan. Karena memberikan tugas dari Kepala sekolah SMA Negeri 1 Ladongi menjadi Guru biasa di SMP ! Ladongi. Yang kemudian digantikan oleh Suparno.

Suparno, yang memeggang jabatan lama sebagai Pengawas di Dinas Dikmudora Koltim diberikan tugas baru sebagai Kepala Sekolah SMA 1 Ladongi dengan menggantikan posisi Baharuddin. Dalam Nota Tuga Suparno berbunyi, Pegawai Negeri Sipil yang yang tersebut namanya dalam jalur 2 dalam jabatan sebagaimana mestinya tersebut dalam jalur enamdalam lampiran nota tugas. (Nota tugas ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan hingga dikeluarkannya surat keputusan Definitif dan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Red).

Sedangkan dalam nota tugas Baharuddin berbunyi,’’Memberhentikan pegawai negeri sipil yang tersebut namanya dalam jalur 2 dalam jabatan sebagaimana tersebut dalam jalur 5 dengan ucapan terima kasih selama memangku jabatan tersebut.red’’  

Para massa yang berunjuk rasa di pelataran gedung Wakil rakyat itu, terlihat kompak bersorak agar kepsek mereka dikembalikan.’’kembalikan jabatan kepala sekolah kami, jangan asal mengganti saja,’’ujar Salah satu siswa.

Jika tidak dikembalikan jabatan kepala sekolah tersebut, ratusan siswa ini, mengancam akan melakukan unjuk rasa yang lebih besar lagi.

Sementara itu, tuntutan massa diterima langsung oleh komisi II yang di Kordinir Irwan Pabetai yang juga merupakan ketua praksi Indonesia bersatu. Mengatakan, semua yang memiliki nota tugas akan ditangguhkan. ‘’semua yang punya nota tugas yang dikeluarkan pihak Dikmudora kami akan tangguhkan melalui rekomendasi dari kami komisi II,’’Ujarnya. (Dekri)